Hanya di Negeri Ini Koruptor Jadi Pahlawan




SP/Ignatius Liliek

Pemimpin perusahaan, Kahar menceritakan korupsi di perusahaannya pada pertunjukan teater bertajuk "Ladang Perminus" di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Rabu (12/8).

Pentas teater dengan lakon Ladang Perminus hari pertama di Jakarta berakhir.


"Di negeri ini, hanya di negeri ini, seorang koruptor bisa menjadi pahlawan," kata Wawam Sofwan dengan penuh kemarahan. Lampu mendadak mati. Sesaat menyala kembali. Tepuk tangan meriah terdengar di ruang Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki Jakarta, Rabu (12/6).


Wawan memerankan sosok Hidayat, tokoh dalam kisah Ladang Perminus yang diangkat dari karya penulis ternama di negeri ini, almarhum Ramadhan KH dengan judul sama. Hidayat digambarkan sebagai orang penting di perusahaan minyak negara bernama Perminus. Tapi yang terpenting, Hidayat adalah sosok yang resah dengan praktik korupsi di perusahaan negara tersebut.

Sejatinya, Hidayat bukan saja resah. Ia marah. Dan, kemarahannya semakin meluap saat mendengar sang pimpinan tertinggi di perusahaan negara itu meninggal, jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan. Koruptor diperlakukan sebagai pahlawan.

Ramadhan KH, sang penulis legendaris mengangkat kisah tersebut dengan gaya khasnya. Penuturan yang mengalir. Dialog yang sederhana.

Magnet Ramadhan itulah yang diangkat ke pentas teater oleh FX Rudi Gunawan dan Wawan Sofwan. Tentu saja bukan pekara mudah mengangkat karya Ramadhan yang penuh dialog ke atas pentas teater. "Kami harus memilah dan memilih dialog agar pentas tidak membosankan. Membaca novel besar karya Ramadhan jelas berbeda dengan menyaksikan kisah tersebut di atas panggung. Pada saat yang sama, kami harus mampu menghadirkan semangat Pak Ramadhan dalam upaya pemberantasan korupsi," kata Rudi.

Di atas pentas, pernyataan Rudi bisa diperdebatkan. Pemenggalan kisah itu ternyata tidak mengurangi "beban besar" mengangkat kisah korupsi menjadi pertunjukkan teater yang enak ditonton. Belum lagi jika dikaitkan dengan lama pertunjukan yang hampir 120 menit.

Penyuap

Kunci keberhasilan dalam pentas Ladang Perminus ialah munculnya sosok-sosok penyuap yang kocak. Sosok Michele yang diperankan dengan baik oleh Puspita Hadiati, misalnya. Puspita sangat kocak saat memerankan sosok perempuan berlidah Jepang saat memberikan pemberian suap kepada Hidayat atau kepada Kahar (Fajar Emmillianus).

Tak bisa dilupakan pula sosok Yu yang diperankan aktor muda asal Malaysia, Moh Yusri Abd Rahman. Di atas pentas, gaya bicara Yu dengan dialek Tionghoa sungguh menggelikan. Belum lagi olah tubuhnya yang gemulai.

Tokoh menarik lainnya yang memperkuat pementasan ialah Kahar. Fajar berhasil menampilkan sosok Kahar yang doyan uang suap. [SP/Aa Sudirman]


Sumber: http://www.suarapembaruan.com/index.php?detail=News&id=9755

About this entry

Posting Komentar

 

Teater-Perminus | Author's blog | Powered By Blogspot | © Copyright  2009