Sinopsis Ladang Perminus

Lakon Ladang Perminus yang diadaptasi dari novel karya Ramadhan KH berjudul sama, mengisahkan tokoh Hidayat, seorang bekas pejuang Angkatan '45 yang kemudian bekerja sebagai salah satu manajer pada perusahaan minyak negara bernama Perusahaan Minyak Nusantara (Perminus)

Sebagai sosok yang jujur, cerdas, dan idealis, Hidayat menjalani hidup dan pekerjaannya dengan laku setia kepada hati nuraninya. Dia mencoba bertahan untuk tidak ikut melakukan korupsi dan segala bentuk perampokan di rumah sendiri yang menggelegak di perusahaannya. Gelegak dan bau gas korupsi di perusahaan migas itu akhirnya tercium aparat hukum.

Suatu hari beredar kabar bahwa sebuah tim tengah menyelidiki skandal korupsi di kantor itu. Seluruh karyawan kantor gentar diliputi ketakutan. Mereka segera berusaha menyelamatkan diri masing-masing dengan berbagai cara. Tetapi dasar dunia kooruptor, jalan penyelamatan yang mereka tempuh pun kebanyakan jalan busuk. Mereka yang korup menyebar fitnah ke segala penjuru kantor dan luar kantor. Tapi sasaran utamanya ialah orang-orang yang dianggap membahayakan.

Hidayat dan para koleganya yang menjalani karir dengan lurus menjadi sasaran empuk desingan peluru fitnah. Alhasil Hidayat dan sejumlah koleganya pun menjadi korban. Tanpa bukti kesalahan Hidayat dibebastugaskan dari pekerjaannya alias dirumahkan. Demikian pula sejumlah koleganya. Hukuman tersebut membuat Hidayat sangat terpukul.

Menghadapi kondisi Hidayat, Yas, isterinya bertindak. Tanpa kenal lelah ia terus memberikan semangat. Hidayat kemudian ”menghibur” diri dengan menangani usaha ternak yang telah dirintis sebelumnya sambil memberikan konsultasi kepada para kontraktor asing yang mengetahui reputasinya. Kegiatan itu secara perlahan menyembuhkan rasa frustrasinya. Semangatnya pun bangkit.

Penyelidikan di Perminus berakhir. Hidayat tak terbukti bersalah. Dia pun dipanggil lagi untuk bekerja. Setelah aktif bekerja lagi, Hidayat diberi tugas oleh atasannya, Kahar, mengurus bisnis ke Singapura. Kahar adalah pimpinan penting perusahaan itu, namun juga menjadi sumber segala masalah di kantornya.

Hidayat menjalani tugas di Singapura dengan baik. Hasilnya cemerlang. Namun Kahar yang mencari untung bagi kepentingannya sendiri menjegalnya. Tapi karena takut perbuatannya terbongkar dia mencari jalan licik agar Hidayat jatuh. Saat Hidayat mencalonkan diri sebagai gubernur Jawa Barat, Kahar menyebar fitnah. Hidayat kembali jatuh dan akhirnya memutuskan untuk pensiun.

Suatu hari muncul kabar bahwa Kahar meninggal. Hidayat merasa lega. Tapi hanya sebentar. Sebab tak lama kemudian muncul kabar bahwa Kahar dimakamkan di Taman Makam Pahlawan. Kekecewaan yang mendalam membuat Hidayat jatuh sakit. Di rumah sakit dia sempat merenung. Dia menyadari bahwa manusia harus berjiwa besar dalam menghadapi kenyataan hidup meskipun berat dan sulit. Hari terus berjalan.

About this entry

Posting Komentar

 

Teater-Perminus | Author's blog | Powered By Blogspot | © Copyright  2009