Antusiasme pelajar Bandung dalam mengapresiasi pementasan Ladang Perminus tak hanya dari segi tontonan visual saja. Sesi diskusi diikuti hingga petang menjelang pukul 18.00 WIB. Hari pertama pentas siang untuk pelajar, berhasil membuat tim hilir mudik mengatur penempatan tempat duduk. Ekspektasi penonton pelajar pada pentas pertama melebihi dari kapasitas kursi. Sebagian duduk lesehan di lantai bagian depan. Namun hal itu tak menyurutkan apresiasi pelajar Bandung untuk tetap menyaksikan pementasan dan mengikuti sesi diskusi hingga akhir.
Pentas ketiga siang hari untuk pelajar, ekspektasi penonton tetap tinggi. Semua kursi yang tersedia terisi sepenuhnya. Bahkan guru pendamping pun terpaksa harus berdiri menyaksikan pementasan selama dua jam.
Masifnya daya rusak korupsi dan berbagai skandal ”ekonomi” di Pertamina, yang merupakan salah satu bentuk akut korupsi di dunia tambang serta berbagai jenis korupsi dan skandal ekonomi di Indonesia, telah melahirkan riak-riak perlawanan balik dari masyarakat. Setelah nurani para jurnalis Indonesia Raya bicara dengan caranya, sastrawan Ramadhan KH, juga bicara. Ramadhan berbicara melalui novel "Ladang Perminus". Melalui novel ini, Ramadhan mencoba membuat refleksi tentang dunia kourpsi di Pertamina yang disebutnya Ladang Perminus.
Facebook: http://www.facebook.com/home.php?#/ladang.perminus?ref=profile
Posting Komentar